Wawasan

Terkungkung dalam Belenggu Administrasi: Guru Merindukan Kelas

17
×

Terkungkung dalam Belenggu Administrasi: Guru Merindukan Kelas

Share this article
Terkungkung dalam Belenggu Administrasi_ Guru Merindukan Kelas (Freepik)
Terkungkung dalam Belenggu Administrasi_ Guru Merindukan Kelas (Freepik)

Aptoodet.com – Guru, yang seharusnya menjadi pilar utama dalam proses pendidikan, kini semakin terbebani oleh tugas-tugas administratif yang menumpuk.

Alih-alih fokus pada pembelajaran, mereka harus berhadapan dengan sederet pekerjaan yang tak ada habisnya.

Tugas-tugas ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi langsung dengan siswa.

Akibatnya, kualitas pendidikan terancam, dan profesi guru semakin jauh dari esensi utamanya.

Baca juga: Google VPS: Solusi Server Virtual Andal dengan Infrastruktur Google Cloud

Tugas Administratif yang Membebani Guru

Seiring waktu, peran guru telah mengalami pergeseran signifikan. Dahulu, guru berfokus pada mendidik dan mengajar, namun kini mereka terjebak dalam belenggu administrasi.

Tugas-tugas seperti pengisian data, pembuatan laporan, serta keharusan mengikuti berbagai pelatihan online menjadi rutinitas sehari-hari yang menyita waktu.

Bahkan, tuntutan penguasaan teknologi seperti Canva atau platform lain semakin menambah daftar beban administrasi tenaga pendidik.

Ironisnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk mempersiapkan materi dan mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif, malah tersedot oleh kewajiban administratif.

Tidak jarang, tenaga pendidik harus mengorbankan waktu pribadi, bahkan waktu dengan keluarga, demi menyelesaikan semua tuntutan administratif yang terus bertambah.

Baca juga: Kertas Kraft Coklat: Pengertian, Ini Fungsi dan Keunggulannya

Penyebab Meningkatnya Beban Administratif

Dikutip dari Sultengraya.com, Beban administratif yang terus bertambah ini tidak lepas dari kebijakan pendidikan yang terlalu birokratis.

Kebijakan “Kurikulum Merdeka” yang seharusnya memberikan kebebasan bagi tenaga pendidik justru memberatkan dengan tuntutan administrasi yang rumit.

Seperti yang disampaikan oleh Pengamat Pendidikan Dr. Moh Rizal Masdul, “Kurikulum Merdeka hanya menjajah tenaga pendidik lewat tugas-tugas administrasi.”

Selain itu, penggunaan teknologi yang belum optimal juga menjadi penyebab. Alih-alih membantu, teknologi seringkali justru menambah pekerjaan karena kurangnya pelatihan yang memadai bagi tenaga pendidik.

Ditambah dengan minimnya dukungan dari tenaga administratif, tenaga pendidik harus menjalankan berbagai peran, baik sebagai pendidik maupun administrator, tanpa ada bantuan yang cukup.

Baca juga: Absensi Online Google Form: Solusi Praktis untuk Absensi Digital

Dampak terhadap Kualitas Pembelajaran

Dampak Administrasi Guru Terhadap Anak Didik (Freepik)
Dampak Administrasi Guru Terhadap Anak Didik (Freepik)

Dampak dari beban administratif ini langsung dirasakan pada kualitas pembelajaran di kelas. Guru semakin kurang memiliki waktu untuk mengembangkan materi pembelajaran yang inovatif.

Interaksi antara guru dan siswa juga terganggu, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk mengajar digunakan untuk memenuhi tuntutan administrasi.

Lebih dari itu, motivasi mengajar tenaga pendidik pun menurun. Dengan segala tekanan yang ada, banyak guru merasa bahwa peran mereka sebagai pendidik tidak lagi dihargai.

Hal ini tentu berdampak negatif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan, mengancam masa depan generasi muda yang seharusnya menjadi fokus utama pendidikan.

Baca juga: Cara Ngilangin Sakit Kepala: Ini Tips Ampuh Atasi Nyeri Kepala

Dampak Administrasi Guru Terhadap Anak Didik

Beban administratif yang berlebihan pada tenaga pendidik berdampak serius, tidak hanya terhadap mereka sebagai pendidik, tetapi juga pada anak didik.

Ketika guru sibuk mengurus berbagai tugas administrasi, perhatian yang seharusnya diberikan kepada siswa menjadi teralihkan.

Hal ini menyebabkan berkurangnya kualitas interaksi guru-siswa dan menurunnya motivasi belajar siswa karena merasa kurang diperhatikan.

Selain itu, kurangnya inovasi dalam metode pembelajaran membuat siswa terjebak dalam materi yang disampaikan secara monoton, yang semakin memperburuk suasana belajar.

Selain itu, kurangnya waktu bagi tenaga pendidik untuk mengelola kelas dengan baik berdampak pada kedisiplinan siswa.

Ketika kontrol terhadap siswa melemah, muncul fenomena siswa yang semakin berani menentang otoritas guru, mengganggu proses pembelajaran.

Jika masalah ini terus berlanjut, kualitas pendidikan akan semakin menurun, sehingga berdampak negatif pada perkembangan anak didik dan masa depan pendidikan secara keseluruhan.

Baca juga: Fenomena Viral: Bahaya Pembiaran Pelanggaran Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi

Dampak Terhadap Profesi Guru

Profesi guru yang mulia kini terancam oleh tekanan administratif yang berlebihan. Banyak tenaga pendidik yang mulai mengalami stress dan burnout, bahkan ada yang mempertimbangkan untuk meninggalkan profesi ini.

Guru yang awalnya semangat dalam mengajar, kini merasa terjebak dalam tugas-tugas yang sebenarnya tidak sesuai dengan tujuan utama mereka menjadi pendidik.

Sebagai pendidik profesional, seharusnya tenaga pendidik lebih banyak berfokus pada pengembangan potensi siswa.

Namun, realitanya saat ini, banyak tenaga pendidik yang merasa seperti “robot administrasi,” di mana nilai-nilai pendidikan tertutupi oleh rutinitas administratif.

Beban administratif yang berlebihan pada tenaga pendidik merupakan masalah serius yang harus segera ditangani. Jika tidak, kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin menurun.

Pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan yang terlalu birokratis dan memberatkan tenaga pendidik. Sementara itu, teknologi harus dimanfaatkan dengan lebih baik untuk meringankan tugas administratif, bukan sebaliknya.

Sebaiknya Pemerintah perlu menyederhanakan birokrasi dalam sistem pendidikan dan memanfaatkan teknologi secara lebih efisien untuk meringankan beban administrasi tenaga pendidik.

Langkah ini akan membantu tenaga pendidik lebih fokus pada tugas utama mereka, yaitu mendidik, serta mengurangi waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas administratif yang berlebihan.

Di sisi lain, sekolah juga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan administratif yang memadai, seperti menyediakan tenaga administrasi tambahan atau memperbaiki sistem manajemen yang lebih efisien.

Hal ini akan memungkinkan tenaga pendidik untuk kembali mengarahkan perhatian mereka pada proses pembelajaran yang berkualitas.

Selain itu, guru sendiri juga diharapkan saling mendukung dan berbagi informasi antar sesama untuk mengatasi beban administrasi, sehingga tercipta lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan efektif dalam menjalankan tugas-tugas pendidikan.

Dengan adanya perubahan positif dalam sistem pendidikan, diharapkan guru dapat kembali menjalankan peran utama mereka sebagai pendidik yang memberikan dampak langsung pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply