Aptoodet.com – Dalam dunia kerja, kerja tim dianggap sebagai cara efektif untuk mencapai hasil terbaik. Namun, apa yang terjadi ketika justru anggota tim menjadi beban?
Situasi seperti ini bisa menyebabkan frustrasi, penurunan motivasi, bahkan konflik di dalam tim. Mari kita bahas mengapa kerja tim yang tidak sehat bisa lebih menjadi beban daripada solusi, serta bagaimana ciri-ciri tim yang benar-benar efektif.
Baca juga: Elon Musk Pindahkan Aset Bitcoin Milik Tesla Senilai US$760 Juta Oktober 2024
Mengapa Kerja Tim Bisa Menjadi Beban?
Kerja tim seharusnya meringankan beban setiap anggota, dengan memanfaatkan keahlian dan pengalaman masing-masing.
Namun, sering kali terjadi bahwa justru beberapa anggota tidak menjalankan peran mereka secara adil.
Salah satu contoh nyata adalah ketika ada anggota yang mengabaikan koordinasi tim, mengambil alih tugas tanpa persetujuan, bahkan mengubah hasil kerja yang sudah disepakati.
Fenomena ini dapat terjadi ketika seorang anggota lebih mementingkan citra pribadi di depan pimpinan daripada kerja tim itu sendiri.
Sebagai contoh, dalam sebuah proyek sekolah, anggota tim tiba-tiba mengganti hasil kerja tanpa koordinasi dengan tim.
Parahnya lagi, anggota tersebut berkoordinasi dengan tim lain yang tidak relevan, seakan-akan koordinator hanya menjadi pajangan.
Pada akhirnya, ketika pembagian penghargaan atau honor dilakukan, anggota tersebut mendapatkan lebih banyak karena ia berhasil menonjolkan dirinya, meskipun kontribusinya terhadap hasil akhir tidak proporsional. Situasi seperti ini jelas menimbulkan ketidakadilan dan ketidakpuasan di antara anggota tim.
Baca juga: Aplikasi Guru, Optimalkan Pembelajaran di Era Digital: Solusi Efektif dan Gratis
Ciri-Ciri Kerja Tim yang Sehat dan Efektif
Agar kerja tim dapat berjalan dengan baik dan tidak menjadi beban bagi sebagian anggota, ada beberapa ciri yang harus diperhatikan. Berikut adalah karakteristik tim yang sehat:
1. Komunikasi Terbuka dan Jelas
Setiap anggota tim harus memiliki akses untuk berkomunikasi secara terbuka, baik kepada sesama anggota maupun kepada koordinator.
Keputusan tidak boleh diambil secara sepihak, dan setiap perubahan harus dikomunikasikan dengan seluruh tim.
2. Tugas dan Tanggung Jawab yang Jelas
Pembagian tugas yang jelas mencegah tumpang tindih pekerjaan dan memastikan bahwa setiap anggota memahami tanggung jawab masing-masing.
Koordinator harus memainkan perannya dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan memastikan semua berjalan sesuai rencana.
3. Kerja Sama, Bukan Kompetisi
Kerja tim yang baik didasarkan pada prinsip kerja sama, bukan kompetisi antar anggota. Jika ada anggota yang mencoba mencuri perhatian atau mencari keuntungan pribadi, hal ini dapat merusak semangat tim dan menghambat pencapaian tujuan.
4. Penghargaan yang Adil
Penghargaan atau apresiasi harus didasarkan pada kontribusi nyata dari masing-masing anggota. Ketika satu orang mendapatkan lebih banyak meski kontribusinya tidak signifikan, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kekecewaan.