Wawasan

Mengajarkan Anak Menghadapi Kekecewaan: Manfaat Berkata Tidak

1
×

Mengajarkan Anak Menghadapi Kekecewaan: Manfaat Berkata Tidak

Share this article
Mengajarkan Anak Menghadapi Kekecewaan_ Manfaat Berkata Tidak (Copilot regenate Yulia)
Mengajarkan Anak Menghadapi Kekecewaan_ Manfaat Berkata Tidak (Copilot regenate Yulia)

Aptoodet.com – Kebanyakan orang tua berusaha keras untuk membuat anak-anak mereka bahagia, sering kali dengan menyetujui segala permintaan anak.

Namun, pakar psikologi anak mengingatkan bahwa orang tua juga perlu sesekali berkata tidak. Psikolog anak asal Amerika Serikat, Becky Kennedy, menjelaskan bahwa kondisi orang tua tidak selalu memungkinkan untuk memenuhi semua keinginan anak, dan berkata tidak adalah hal yang penting untuk dilakukan.

“Berkata tidak kepada anak-anak kita adalah cara penting untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita mencintai mereka,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari CNBC Internasional.

Baca juga: Suriah Merdeka: Istana Shaab Dijarah, Koleksi Mobil Mewah Terkuak

Kebiasaan Orang Tua Selalu Berkata Iya

Kennedy mengungkapkan bahwa banyak orang tua mulai berkata iya sebagai respons refleks terhadap situasi yang tidak terduga, seperti ketika mereka merasa marah atau tertekan. Mereka menggunakan kata iya untuk menghindari kemarahan anak.

Namun, dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat merugikan anak-anak. Ketika anak-anak terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin kehilangan daya usaha dan kesabaran, serta cenderung mudah menyerah.

“Sebenarnya merugikan anak-anak mereka dalam jangka panjang. Dengan terlalu mudah menyerah, Anda secara tidak sengaja dapat merusak batasan-batasan yang diperlukan yang membantu anak-anak mempelajari perilaku yang pantas dan penuh hormat,” terang Kennedy.

Walaupun berkata iya dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi diri, penting untuk memahami bahwa berkata tidak juga memiliki manfaat.

Kennedy menekankan bahwa anak-anak perlu merasa bahwa keinginan dan kebutuhan mereka dihargai, meskipun orang tua terkadang harus menolak permintaan mereka.

“Faktanya, menurut saya, hampir berbahaya bagi anak-anak kita untuk menyamakan nilai (ya dan tidak) dengan mendapatkan apa yang mereka inginkan,” lanjutnya.

Leave a Reply