Baca juga: Pencabutan Spanduk Penolakan Relokasi Warga Rempang Oleh Karyawan PT MEG Berujung Bentrok
Wawasan Cerita Nyata dari Karen Kohlmeyer
Sebuah cerita dari pengguna media sosial, Karen Kohlmeyer, turut menambah wawasan terkait topik ini. Karen menceritakan pengalaman pribadinya saat berada dalam koma selama 9 minggu. “Saya berada di ICU dalam kondisi sangat sakit.
Ketika saya sadar, saya tidak pernah mengalami datang bulan lagi. Ternyata tubuh saya terlalu lemah sehingga harus memutuskan untuk memprioritaskan energi,” kata Karen.
Ia juga menambahkan bahwa tubuhnya memilih untuk mempertahankan fungsi pernapasan dibandingkan siklus menstruasi, bahkan mengalami menopause dini selama koma, meski usianya saat itu baru 33 tahun.
Pengalaman ini memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi tubuh yang ekstrem dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi tubuh lainnya, termasuk siklus menstruasi.
Karen menegaskan bahwa meskipun koma bisa menghentikan datang bulan, ini adalah bagian dari respons tubuh terhadap kondisi medis yang sangat berat.
Baca juga: Deodoran Terbaik untuk Ketiak Cerah dan Segar Sepanjang Hari
Diskusi Menstruasi dari Nitizen, Mary Gamble
Diskusi lebih lanjut dari netizen, seperti yang diungkapkan Mary Gamble, juga menunjukkan adanya hubungan antara kekurangan gizi dan ketidakteraturan menstruasi.
Mary berpendapat bahwa wanita yang mengalami kekurangan gizi, seperti penderita anoreksia atau atlet ekstrem, sering kali tidak mengalami menstruasi.
Hal ini memperlihatkan bahwa tubuh bisa memilih untuk memprioritaskan fungsi vital lainnya, seperti pernapasan, daripada proses menstruasi.
Topik ini mencerminkan ketertarikan masyarakat terhadap masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan kondisi tubuh dalam situasi yang tidak biasa.
Para ahli medis pun mengimbau untuk selalu mencari informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya dan memahami bahwa setiap kasus bersifat unik.
Secara keseluruhan, meskipun wanita yang sedang koma tetap memiliki kemungkinan untuk mengalami datang bulan, namun hal ini sangat bergantung pada kondisi fisik dan perawatan medis yang diterima.
Setiap kasus harus dipantau dengan cermat, mengingat bahwa kondisi medis yang ekstrem dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.