Hal ini karena Islam menekankan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat diri, serta mencegah hal-hal yang bisa memicu godaan atau fitnah. Seperti yang diungkapkan dalam kutipan:
“Interaksi antara laki-laki dan perempuan harus benar-benar dijaga dengan ketat. Hubungan keduanya bagaikan kutub magnet yang berlawanan; semakin didekatkan, semakin kuat daya tarik yang menempelkan mereka.”
Dikutip dari Instgaram @Farhat Fadilat Syah, kalimat di atas menggambarkan betapa kuatnya daya tarik antara laki-laki dan perempuan, sehingga menjaga batasan ini menjadi sangat penting agar tidak terjerumus dalam dosa yang dilarang.
Baca juga: Kronologi Kasus P Diddy: Skandal Pelecehan dan Kekerasan yang Mengguncang Hollywood
Pembiaran yang Menjadi Kebiasaan
Pembiaran terhadap pelanggaran batasan ini tanpa disadari bisa mengakar menjadi kebiasaan yang dianggap normal.
Ketika para pendidik tidak melarang tindakan yang melanggar ajaran agama, siswa akan beranggapan bahwa hal tersebut sah-sah saja.
Ironisnya, hal ini terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk menjadi pribadi yang bermoral dan berintegritas, baik dari sisi akademis maupun spiritual.
Baca juga: Rahasia Teh Hijau Sariwangi Untuk Diet: Menurunkan Berat Badan Secara Alami
Refleksi Diri: Mengembalikan Batasan dalam Interaksi Muda Mudi
Bagi pendidik dan orang tua, penting untuk merenungkan kembali tanggung jawab dalam mendidik generasi muda, terutama dalam hal menjaga moral dan batasan agama.
“Jika celah kecil ini dibiarkan terbuka, setan akan terus mencari jalan untuk memperlebar hingga seseorang tergelincir dalam dosa yang diharamkan.”
Kutipan ini mengingatkan kita bahwa membiarkan pelanggaran kecil tanpa tindakan tegas akan membuka peluang lebih besar untuk tergelincir dalam dosa. Oleh karena itu, penting untuk kembali kepada nilai-nilai agama dan menjaga batasan interaksi muda mudi sesuai dengan ajaran Islam.
Pembiasaan terhadap pelanggaran batasan agama dalam interaksi muda mudi adalah masalah yang semakin marak terjadi, terutama terkait dengan sentuhan fisik.
Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab, terutama dalam konteks pendidikan, kita perlu mengambil langkah tegas untuk mengembalikan batasan-batasan ini agar generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam hal moral dan spiritual.
Membiarkan kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama tanpa teguran hanya akan memperlebar celah bagi godaan dan kesalahan.