Aptoodet.com – Gus Miftah, mubalig yang dikenal luas, sedang menjadi sorotan setelah video yang menunjukkan dirinya mengolok-olok seorang penjual es teh saat ceramah di Magelang viral.
Muncul tudingan bahwa dia bukan keturunan ulama, yang memicu perdebatan di media sosial. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Gus Miftah adalah mantan marbot masjid dan berasal dari Lampung, serta tidak lulus dari UIN Sunan Kalijaga.
Tuduhan ini menimbulkan banyak reaksi, baik dari pendukung maupun penentangnya, dilansir dari detik.com.
Baca juga: Sholawat & Ngaji: Gus Miftah dan Sunhaji Bersatu dalam Acara Spesial di Magelang
Pembelaan dari PBNU Mengenai Gus Miftah
Menanggapi tudingan tersebut, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan klarifikasi melalui Ketua Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur).
Ia menegaskan bahwa Gus Miftah adalah keturunan ulama besar, Syaikh Hasan Besari Ponorogo, sehingga ia berhak menyandang gelar gus.
Gus Fahrur juga menambahkan bahwa Gus Miftah mengelola Pondok Pesantren Ora Aji yang terletak di Kapanewon Kalasan, Sleman.
“Gus Miftah adalah sosok yang berpengaruh dan memiliki latar belakang yang jelas dalam dunia keagamaan. Saya kenal dan pernah ke pesantrennya,” ungkap Gus Fahrur kepada detikJatim.
Dia meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan dan lebih bijak dalam menyikapi situasi ini.
Pernyataan Gus Fahrur ini menjadi penting dalam konteks menjaga reputasi Gus Miftah sebagai tokoh keagamaan.
Dalam situasi di mana informasi dapat menyebar dengan cepat, penting bagi lembaga seperti PBNU untuk memberikan klarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih luas.
Baca juga: Indonesia Mau Kembangkan BBN Jenis Bioetanol, Bahan Baku Diekspor ke Filipina
Hikmah dari Insiden
Gus Fahrur mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah dari insiden tersebut. Ia menyoroti bahwa penjual es teh yang menjadi sasaran guyonan Gus ini, bernama Sunhaji, justru mendapatkan simpatik dan apresiasi dari masyarakat setelah kejadian itu.
“Dia sudah bersikap ksatria dengan meminta maaf, sebaiknya disudahi polemik ini,” tuturnya.