Aptoodet.com – Banjir besar yang melanda Malaysia dan Thailand Selatan baru-baru ini telah menyebabkan bencana yang mengakibatkan puluhan korban jiwa dan ribuan orang harus mengungsi.
Hujan ekstrem yang terjadi dalam waktu singkat, di mana volume hujan selama enam bulan tercurah hanya dalam lima hari, menjadi penyebab utama bencana ini.
Peristiwa ini dimulai dari tanggal 26 hingga 30 November 2024, dan dampaknya sangat terasa di wilayah pantai timur laut Semenanjung Malaya, dilansir dari TEMPO.CO.
Baca juga: Menggali Arti Kata ‘Goblok’ Menurut KBBI setelah Permintaan Maaf Gus Miftah
Penyebab Hujan Ekstrem Malaysia dan Thailand
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan bahwa angka curah hujan yang dicatat selama periode tersebut sangat tinggi dan jauh di luar prediksi.
“Itu angka curah hujan yang sangat tinggi… itu jauh di luar bayangan sebelumnya,” katanya dalam pernyataan di parlemen Malaysia, pada 3 Desember 2024. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi oleh kedua negara.
Di Malaysia, enam orang dilaporkan tewas, sementara di Thailand, angka korban mencapai 25 jiwa. Selain itu, sekitar 150 ribu orang di Malaysia dan 300 ribu orang di Thailand terpaksa mengungsi akibat bencana ini.
Meskipun hujan tidak turun sepanjang akhir pekan lalu, Badan Meteorologi Malaysia tetap mengingatkan warganya untuk bersiap menghadapi kemungkinan hujan yang kembali turun akibat angin monsun.
Baca juga: KAI Sambut Natal dan Tahun Baru, Siapkan Dua Juta Kursi
Dampak dan Peringatan
Badan Meteorologi Thailand juga mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi Malaysia dan Thailand hingga Kamis mendatang.
Hujan yang berkepanjangan dan ekstrem ini tidak hanya berdampak pada keselamatan jiwa, tetapi juga mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat di kedua negara.
Kerusakan infrastruktur, kehilangan harta benda, dan dampak ekonomi menjadi tantangan besar yang harus dihadapi pasca-banjir.