Aptoodet.com – Kontroversi sering kali menyertai tokoh publik, dan baru-baru ini, penceramah terkenal Gus Miftah menjadi sorotan setelah menyebut kata ‘goblok’ kepada seorang penjual es teh dalam ceramahnya.
Permintaan maaf yang diucapkannya telah menimbulkan diskusi luas mengenai arti kata tersebut dalam konteks bahasa Indonesia.
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna kata ‘goblok’ menurut KBBI dan implikasi dari ucapan tersebut, dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID.
Baca juga: PJ Walikota Pekanbaru Risnandar Mahiwa Kena OTT KPK, Baru Enam Bulan Menjabat
Arti Kata ‘Goblok’ Menurut KBBI
Kata ‘goblok’ adalah salah satu istilah dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti spesifik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ‘goblok’ berarti “bodoh sekali” dan dalam konteks lain, dapat diartikan sebagai “kas tuli.” Dalam konteks yang lebih luas,
kata ini dapat merujuk pada kebodohan atau ketidakmampuan dalam memahami sesuatu. Gus Miftah, dalam permintaan maafnya, menyatakan, “Dengan kerendahan hati saya minta maaf atas kekhilafan saya.
Saya memang sering bercanda dengan siapa pun.” Namun, penggunaan kata tersebut di tengah ceramah mengundang kritik dan perhatian publik.
Kritik ini tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari partai politik, khususnya Gerindra.
Mereka meminta Gus Miftah untuk meminta maaf kepada penjual es teh, mengingat perkataan tersebut tidak mencerminkan sikap yang diajarkan oleh Prabowo Subianto, yang memiliki penghargaan tinggi terhadap pedagang kecil.
Dalam hal ini, penting untuk memahami bahwa ucapan seorang tokoh publik bisa memiliki dampak yang luas terhadap citra mereka dan institusi yang mereka wakili.
Baca juga: Penumpang Kereta LRT Jabotabek Boleh Bawa Sepeda Non Lipat, Uji Coba 8 Desember 2024
Tanggapan Terhadap Kontroversi
Mayor Teddy Indrawijaya, Sekretaris Kabinet, juga memberikan teguran kepada Gus Miftah. Ini menunjukkan bahwa tindakan dan ucapan seorang pejabat publik harus diiringi dengan tanggung jawab yang besar.
Gus Miftah, yang diangkat oleh Presiden Prabowo untuk mengurus hal-hal terkait pesantren, tentunya diharapkan untuk menjaga sikap dan ucapannya agar tidak menimbulkan kontroversi.