Sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas, Pemimpin Hizbullah meluncurkan beberapa serangan ke wilayah Israel.
Dalam pernyataan resminya, Hizbullah menegaskan bahwa serangan-serangan tersebut bertujuan menunjukkan dukungan mereka kepada perjuangan rakyat Palestina di Gaza.
Baca juga: Olahraga Pengganti Jalan Kaki, Pilih Bersepeda Atau Senam Pagi Bantu Bakar Energi Tubuh
Gencatan Senjata: Awal Baru atau Babak Berikutnya?
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 27 November 2024, memberikan jeda sementara dalam konflik yang berkepanjangan ini.
Namun, Hizbullah belum secara eksplisit menyebutkan ketentuan gencatan senjata tersebut. Mereka lebih menekankan kesiapan untuk menghadapi ambisi Israel yang mungkin muncul kembali.
Israel, di sisi lain, terus meningkatkan pengamanan di perbatasannya. Eskalasi konflik ini telah menunjukkan bahwa hubungan antara kedua pihak tetap rapuh, dan perdamaian jangka panjang masih sulit dicapai.
Baca juga: DC Pinjol Tidak Jadi Tagih Datang Ke Rumah, Takut Dilaporkan dan Bukan Karyawan Resmi
Dampak Regional dan Global
Klaim kemenangan besar Hizbullah memiliki dampak signifikan di tingkat regional. Hal ini tidak hanya memengaruhi stabilitas di Lebanon tetapi juga memperumit dinamika geopolitik di Timur Tengah.
Banyak pihak internasional, termasuk PBB, menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai.
Namun, dengan retorika kemenangan yang terus digaungkan, ketegangan antara Hizbullah dan Israel tampaknya belum berakhir.