Kredit carbon dari aktivitas perdagangan karbon dalam upaya menangani perubahan memberi dampak pada sektor ekonomi cukup besar.
Menurut catatan Indonesia memiliki peluang cukup besar dalam kontribusi perdagangan karbon sekitar 75-80 persen kredit karbon global, atau kurang lebih US$150 miliar.
Baca juga: Pesta Rakyat Pelantikan Prabowo Gibran Dimeriahkan 14 Panggung Musik
Perkebunan Kelapa Minyak Sawit Potensi Perdagangan Karbon Indonesia
Begitu tinggi pemanasan global yang terjadi sekarang di Indonesia sampai akhirnya muncul ide perdagangan emisi atau cap and trade.
Perkebunan sawit menjadi alternatif dalam menanggulangi pemanasan global dan juga menjadi potensi perdagangan karbon Indonesia.
Budidaya tanaman kelapa sawit kini menjadi perhatian pemerintah, karena dalam perkembanganya memiliki keunggulan.
1. Serap Karbon Dioksida dan Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Alasan mengapa tanaman kelapa sawit banyak dibudidayakan, karena mampu menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfir melalui fotosintesis.
Hal menarik dari budidaya tanaman kelapa sawit ternyata bisa mengurangi emisi gas rumah kaca, yaitu, mengganti solar dengan biodiesel sawit.
Biodiesel Sawit merupakan bahan bakar non BBM yang dipercaya mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 50% sampai 60 %.
2. Energi Terbarukan dari Limbah Cair
Hal lain dari perdagangan karbon Indonesia adalah energi terbarukan, yaitu dengan memanfaatkan limbah cair dari industri sawit yang nantinya diubah menjadi listrik.
Masih banyak lagi mengolah sawit dijadikan alternatif pilihan seperti pengganti pupuk kimia memanfaatkan tandan atau cangkang sawit.
Demikian tadi pembahasan singkat mengenai perdagangan karbon Indonesia yang memiliki tujuan mengurangi emisi gas dari rumah kaca akibat pemanasan global.