Memahami bahwa mertua juga ingin yang terbaik untuk cucu mereka bisa membantu meredakan ketegangan. “Belajar melihat dari kacamata yang berbeda, bahwa mertua tidak salah-salah banget karena mereka juga ingin yang terbaik untuk cucunya,” ujar Dr. Ray.
Selain itu, ibu juga harus tegas dalam menetapkan batasan terkait pengasuhan anak. Ibu yang sudah memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang dan gizi anak harus percaya diri dengan pilihan mereka.
“Buat posisi bahwa ini adalah teritorial saya (ibu), sehingga orang lain tidak boleh terlalu mengganggu,” tambah Dr. Ray.
Ibu berhak menolak masukan yang tidak jelas atau tidak berdasarkan informasi yang valid, terutama jika komentar tersebut hanya menambah stres.
Baca juga: Satgas Pasti OJK Resmi Blokir 2.930 Pinjol Ilegal, Sejak Bulan November 2024
Dukungan Emosional dari Teman dan Suami Penting untuk Ibu Menyusui
Selain dukungan dari mertua, ibu juga perlu memiliki dukungan emosional dari orang terdekat, seperti suami atau teman.
Dr. Ray menekankan pentingnya memiliki teman yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita. “Ibu akan 26 kali lebih berhasil dan lebih bagus kesehatan mentalnya jika punya teman,” katanya.
Dukungan teman bisa sangat membantu dalam mengatasi tekanan yang datang dari luar, termasuk dari mertua. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memiliki dua atau tiga teman yang bisa diandalkan.
Dengan dukungan yang tepat, ibu bisa menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental mereka.
Berbagi perasaan dengan orang terdekat dapat meringankan beban yang dirasakan, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan mental ibu.
Dalam menghadapi tantangan tinggal serumah dengan mertua, komunikasi yang baik dan dukungan dari lingkungan sosial menjadi kunci utama agar ibu menyusui bisa tetap merasa bahagia dan sehat secara mental.