“Dengan aplikasi Gemini, ada momentum yang kuat, terutama selama beberapa bulan terakhir,” ujar Pichai. Ia juga menegaskan bahwa meningkatkan Gemini bagi konsumen akan menjadi prioritas besar pada tahun 2025.
Namun, Google menghadapi persaingan ketat dari perusahaan lain seperti OpenAI dan Perplexity. OpenAI, misalnya, telah merilis fitur pencarian berbasis AI bernama SearchGPT pada November 2024. Kondisi ini memaksa Google untuk terus berinovasi agar tetap memimpin di pasar teknologi.
Baca juga: Gagal Bayar Pinjol, Dianggap Wanprestasi Tidak Melunasi Utangnya
Penjualan Chrome: Ancaman atau Peluang?
Rekomendasi Sundar Pichai untuk menjual Chrome menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Google. Pasalnya, Chrome adalah salah satu aset penting perusahaan, menguasai 66,7% pangsa pasar browser global per Oktober 2024, jauh di atas pesaingnya seperti Safari (18%) dan Edge (5%).
Selain itu, bisnis iklan yang didukung oleh Chrome merupakan penyumbang utama pendapatan Google. Pada kuartal III-2024, bisnis iklan ini berhasil menghasilkan 65,9 miliar dolar AS, lebih dari separuh total pendapatan perusahaan yang mencapai 88,3 miliar dolar AS.
Meski demikian, Sundar Pichai menyatakan bahwa praktik monopoli Google telah merugikan pasar. Jika Chrome benar-benar dijual, Google perlu mencari cara untuk mempertahankan pendapatannya sekaligus membangun ulang strategi bisnisnya.
Tahun 2025 menjadi momen penting bagi Google di tengah tekanan regulasi dan kompetisi teknologi yang semakin sengit. Fokus pada pengembangan kecerdasan buatan, seperti model Gemini, menjadi salah satu strategi utama perusahaan.
Namun, gugatan antimonopoli dan ancaman penjualan Chrome menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Keberhasilan Google di tahun ini akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk berinovasi dan menavigasi tekanan regulasi yang ada.
Sundar Pichai menyebut tahun 2025 sebagai tahun “taruhan tinggi” yang akan menentukan masa depan raksasa teknologi ini.