Psikologi

Apa itu Deja Vu dan Mengapa Pikiran Kita Bisa Merasa Seolah Sudah Pernah Mengalaminya

155
×

Apa itu Deja Vu dan Mengapa Pikiran Kita Bisa Merasa Seolah Sudah Pernah Mengalaminya

Share this article

Aptoodet.com – Deja vu adalah fenomena psikologis yang sering dijelaskan sebagai perasaan familiaritas atau pengalaman merasa telah mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa sebelumnya, padahal dalam kenyataannya peristiwa tersebut baru terjadi. Istilah “deja vu” berasal dari bahasa Prancis yang berarti “pernah dilihat” atau “pernah dirasakan”.

Fenomena deja vu sering kali dialami oleh banyak orang dan bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas. Biasanya, deja vu berlangsung hanya beberapa detik dan kemudian hilang tanpa meninggalkan jejak. Meskipun fenomena ini seringkali dianggap sebagai pengalaman yang menarik dan misterius, namun hingga saat ini, ilmuwan belum sepenuhnya memahami penyebab pasti dan mekanisme di balik fenomena deja vu.

Beberapa teori telah diajukan untuk mencoba menjelaskan mengapa deja vu terjadi. Salah satunya adalah teori gangguan pada proses pengolahan informasi di otak. Menurut teori ini, saat kita mengalami sesuatu yang baru, informasi tersebut pertama kali diproses oleh hipokampus, bagian otak yang bertanggung jawab atas pembentukan kenangan jangka pendek. Kemudian, informasi tersebut dikirim ke korteks otak yang bertanggung jawab atas memori jangka panjang. Namun, dalam situasi deja vu, informasi yang diterima oleh korteks tampaknya mengaktifkan memori jangka panjang seolah-olah itu adalah pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya, meskipun sebenarnya itu adalah pengalaman baru.

Selain itu, teori lain yang diajukan adalah gangguan dalam jalur neurologis yang mengatur persepsi waktu. Ketika jalur waktu otak mengalami gangguan, kita dapat mengalami sensasi bahwa pengalaman yang kita alami saat ini telah terjadi di masa lalu.

Selain teori neurologis, ada juga teori psikologis yang berbicara tentang faktor-faktor psikologis yang mungkin berperan dalam terjadinya deja vu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih cenderung mengalami stres, kelelahan, atau memiliki tingkat kecemasan yang tinggi mungkin lebih rentan terhadap deja vu. Selain itu, beberapa penelitian juga menghubungkan deja vu dengan proses kreativitas dan imajinasi, di mana perasaan familiaritas yang muncul dapat memicu proses kreatif dalam menciptakan karya seni atau fiksi.

Namun, meskipun banyak teori telah diajukan, fenomena deja vu masih belum sepenuhnya dipahami. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkapkan lebih lanjut tentang mekanisme di balik fenomena ini.

Leave a Reply