Aptoodet.com – Deflasi di Indonesia terjadi 5 bulan berturut-turut dalam 6 bulan terakhir memberi efek luar biasa, sampai disebut utang pinjol warga RI naik tinggi.
Hal itu terlihat jelas dari aktivitas warga RI semakin kerap melakukan layanan Buy Now Later(BNPL) dan utang pinjoll alias pinjaman online.
Baca juga: OJK Tutup Ribuan Pinjol Ilegal Hingga Gadai Ilegal Rugikan Negara Rp 139, 67 Triliun
Gara-gara Utang Pinjol Daya Beli Masyarakat Menurun
Keadaan tersebut berlangsung di saat daya beli masyarakat sedang menurun, dimanfaatkan sebagian masyarakat pinjaman online dan BNPL.
Hal itu terungkap laporan Otoritas Jasa Keuangan(OJK) mencatat pinjol atau peer to peer(P2P) lending di Indonesia bulan Agustus 2024.
Disebut oleh OJK mengalami peingkatan menjadi 35,62% yoy mencapai Rp 71,01 riliun yang menunjukkan kenaikan 23,97 % dari bulan sebelumnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sedang menurun, tidak ada cara lain bertahan hidup karena efek besar PHK dan ekonomi sedang sulit.
Pinjaman online di P2P lending menjadi cara alternatif lain mendapat dana memenuhi kebutuhan sehari, karena penghasilan tidak cukup lagi.
Lapangan kerja semakin sempit membuat mereka memutar otak dan mencari alternatif lain bertahan hidup demi sesuap nasi dengan utang pinjol.