WawasanOpini

Fenomena Viral: Bahaya Pembiaran Pelanggaran Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi

42
×

Fenomena Viral: Bahaya Pembiaran Pelanggaran Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi

Share this article
Bahaya Pembiaran Pelanggaran Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi (Dokumen Pribadi)
Bahaya Pembiaran Pelanggaran Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi (Dokumen Pribadi)

Aptoodet.com – Di era digital yang semakin modern ini, kita sering melihat batasan interaksi muda mudi mulai memudar, terutama dalam hal sentuhan fisik dengan lawan jenis yang bukan mahram.

Norma agama, khususnya dalam Islam, menegaskan bahwa menjaga batasan interaksi muda mudi sangat penting, namun kenyataannya, praktik ini sering diabaikan, baik di lingkungan pendidikan maupun sosial.

Baca juga: Tips Alami Hilangkan Flek Hitam yang Menahun, Wajib Dicoba di Usia 40+

Viralnya Pembiasaan Larangan Agama yang Dilanggar

Baru-baru ini, kejadian viral yang menampilkan pelanggaran batasan agama dalam interaksi muda mudi telah menarik perhatian.

Salah satu contohnya terjadi di sebuah instansi pendidikan di mana siswa dan siswi yang berpakaian sesuai syariat, seperti memakai hijab, terlibat dalam kegiatan yang melibatkan sentuhan fisik dengan lawan jenis.

Para pendidik dan siswa tampak bangga dengan apa yang terjadi, meskipun tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sentuhan fisik antara lawan jenis yang bukan mahram, yang jelas dilarang dalam Islam, mulai dianggap wajar oleh sebagian orang.

Baca juga: Kunjungan Wisman ke Kepri Per  Bulan Agustus 2024 Naik 153. 386 Orang

Mengapa Larangan Agama Dilanggar?

Salah satu alasan utama mengapa batasan ini semakin dilanggar adalah lemahnya pemahaman dan kesadaran tentang ajaran agama.

Banyak pendidik dan siswa tidak lagi menganggap serius larangan agama terkait sentuhan fisik dengan lawan jenis.

Bahkan, dalam beberapa kasus, para pendidik seolah-olah melupakan peran mereka sebagai teladan dalam menjaga batasan tersebut.

Filosofi “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” tampaknya sangat relevan dalam situasi ini, di mana ketika seorang guru tidak menunjukkan ketegasan terhadap aturan agama, muridnya cenderung akan mengikuti jejak yang salah.

Baca juga: 4 Fungsi Aki Mobil, Tidak Hanya  Digunakan Starter   Mobil Saja dan Ini Manfaatnya

Batasan Interaksi Fisik dalam Islam

Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi (Instgaram @Farhat Fadilat Syah)
Batasan Agama dalam Interaksi Muda Mudi (Instgaram @Farhat Fadilat Syah)

Dalam Islam, menjaga interaksi yang sehat dan sesuai syariat dengan lawan jenis sangat penting. Sentuhan fisik seperti berjabat tangan atau berpegangan tangan dengan seseorang yang bukan mahram dianggap haram.

Hal ini karena Islam menekankan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat diri, serta mencegah hal-hal yang bisa memicu godaan atau fitnah. Seperti yang diungkapkan dalam kutipan:

“Interaksi antara laki-laki dan perempuan harus benar-benar dijaga dengan ketat. Hubungan keduanya bagaikan kutub magnet yang berlawanan; semakin didekatkan, semakin kuat daya tarik yang menempelkan mereka.”

Dikutip dari Instgaram @Farhat Fadilat Syah, kalimat di atas menggambarkan betapa kuatnya daya tarik antara laki-laki dan perempuan, sehingga menjaga batasan ini menjadi sangat penting agar tidak terjerumus dalam dosa yang dilarang.

Baca juga: Kronologi Kasus P Diddy: Skandal Pelecehan dan Kekerasan yang Mengguncang Hollywood

Pembiaran yang Menjadi Kebiasaan

Pembiaran terhadap pelanggaran batasan ini tanpa disadari bisa mengakar menjadi kebiasaan yang dianggap normal.

Ketika para pendidik tidak melarang tindakan yang melanggar ajaran agama, siswa akan beranggapan bahwa hal tersebut sah-sah saja.

Ironisnya, hal ini terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk menjadi pribadi yang bermoral dan berintegritas, baik dari sisi akademis maupun spiritual.

Baca juga: Rahasia Teh Hijau Sariwangi Untuk Diet: Menurunkan Berat Badan Secara Alami

Refleksi Diri: Mengembalikan Batasan dalam Interaksi Muda Mudi

Bagi pendidik dan orang tua, penting untuk merenungkan kembali tanggung jawab dalam mendidik generasi muda, terutama dalam hal menjaga moral dan batasan agama.

“Jika celah kecil ini dibiarkan terbuka, setan akan terus mencari jalan untuk memperlebar hingga seseorang tergelincir dalam dosa yang diharamkan.”

Kutipan ini mengingatkan kita bahwa membiarkan pelanggaran kecil tanpa tindakan tegas akan membuka peluang lebih besar untuk tergelincir dalam dosa. Oleh karena itu, penting untuk kembali kepada nilai-nilai agama dan menjaga batasan interaksi muda mudi sesuai dengan ajaran Islam.

Pembiasaan terhadap pelanggaran batasan agama dalam interaksi muda mudi adalah masalah yang semakin marak terjadi, terutama terkait dengan sentuhan fisik.

Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab, terutama dalam konteks pendidikan, kita perlu mengambil langkah tegas untuk mengembalikan batasan-batasan ini agar generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam hal moral dan spiritual.

Membiarkan kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama tanpa teguran hanya akan memperlebar celah bagi godaan dan kesalahan.

Leave a Reply