Mengapa 24 Jam dalam Sehari?
Penetapan 24 jam dalam sehari pada dasarnya didasarkan pada gerakan rotasi Bumi di sekitar porosnya. Satu rotasi Bumi sekitar porosnya memakan waktu sekitar 23 jam 56 menit dan 4 detik. Namun, untuk memudahkan penghitungan waktu dan memastikan bahwa hari baru dimulai pada waktu yang sama di seluruh dunia, durasi hari ditetapkan menjadi 24 jam.
Penggunaan 24 jam dalam sehari juga memudahkan untuk membagi hari menjadi bagian yang lebih kecil seperti jam, menit, dan detik, yang semuanya memiliki durasi yang sama. Selain itu, sistem 24 jam juga memudahkan untuk melakukan koordinasi waktu di seluruh dunia, terutama untuk keperluan transportasi, komunikasi, dan bisnis.
Meskipun demikian, penentuan 24 jam dalam sehari tidaklah mutlak. Beberapa negara seperti India, Iran, dan Afganistan menggunakan sistem penanggalan yang berbeda, yaitu penanggalan Iran, yang membagi hari menjadi dua bagian, yaitu siang dan malam, dengan durasi yang berbeda-beda pada setiap musim.
Selain itu, ada juga negara yang menggunakan waktu standar yang berbeda seperti UTC+8 atau UTC+9, yang berarti selisih waktunya dengan waktu koordinat universal (UTC) adalah 8 atau 9 jam.