Di tengah popularitasnya, Fauzana juga tidak luput dari berbagai kritik. Beberapa komentar menyebut bahwa “popularitas Fauzana diterpa prahara,” yang menunjukkan bahwa tidak selamanya ketenaran membawa dampak positif.
Meskipun demikian, Fauzana terus berjuang dan menunjukkan bahwa “nikmati suara merdunya,” seharusnya menjadi fokus utama daripada penampilannya yang tanpa filter.
Baca juga: Perdagangan Karbon Indonesia, Lewat Program Perkebunan Kelapa Sawit
Filter TikTok Sebuah Alat untuk Ekspresi
Filter TikTok seharusnya dilihat sebagai alat untuk berekspresi dan menikmati momen, bukan untuk mempermalukan atau menjatuhkan orang lain.
Seperti yang dikatakan banyak orang, “filter TikTok itu untuk dinikmati, bukan untuk dimunafiki.” Ini adalah panggilan untuk kita semua agar lebih menghargai kreativitas dan bakat orang lain tanpa menghakimi penampilan mereka.
Bagi pencaci, mungkin sudah saatnya untuk bertanya, “dosa mana lagi yang kamu lupakan?” Ketika kita terjebak dalam kritik yang tidak konstruktif, kita sering kali kehilangan fokus pada hal-hal yang lebih penting.
Dalam dunia yang penuh dengan standar kecantikan yang tidak realistis, penting bagi kita untuk menghadirkan perspektif yang lebih positif.
Filter wajah Fauzana yang viral di TikTok bukan hanya sebuah tren, tetapi juga cerminan dari bagaimana masyarakat memandang kecantikan dan realitas.
Dalam menghadapi kritik, penting bagi kita untuk lebih menghargai bakat dan usaha seseorang. Sebagai netizen, mari kita berfokus pada hal-hal yang positif dan mendukung, serta menikmati karya seni yang dihasilkan oleh para artis seperti Fauzana.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung di dunia media sosial bukan sekedar menilai dari filter wajah Fauzana saja.
