Aptoodet.com – Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim alias AI, terlibat dalam skandal serius yang melibatkan penyelundupan mesin uang palsu seharga Rp 600 juta ke dalam kampus.
Kejadian ini menunjukkan bagaimana penyalahgunaan jabatan dapat merusak integritas institusi pendidikan. Uang palsu tersebut awalnya diproduksi oleh tersangka berinisial AS di Kota Makassar, menggunakan mesin uang palsu cetak berukuran kecil.
Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan, mereka beralih ke mesin uang palsu yang lebih besar dan lebih canggih, dilansir dari detik.com.
Baca juga: Disney Dimana, Ini 6 Lokasi Disneyland Ada di Dunia Wajib Dikunjungi
Proses Pembelian dan Penyelundupan Mesin Pencetak Uang Palsu
“Atas nama AS, itu di Jalan Sunu, Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar, maka mereka memesan alat yang lebih besar senilai Rp 600 juta yang mereka beli di Surabaya, namun alat itu dipesan dari China,” ungkap Kapolres Gowa, AKBP Rheonald T Simanjuntak, dalam konferensi pers.
Ini menunjukkan bahwa sindikat ini tidak hanya beroperasi di tingkat lokal, tetapi juga terhubung dengan jaringan internasional untuk mendapatkan peralatan yang dibutuhkan.
Setelah mesin uang palsu tiba di Makassar, proses penyelundupannya ke dalam kampus UIN Alauddin Makassar dilakukan dengan cukup terencana.
Rheonald mengungkapkan, “Alat itu dimasukkan oleh salah satu tersangka, inisial AI, ke dalam salah satu kampus di Gowa, yaitu menggunakan salah satu gedung, yaitu perpustakaan dan itu di malam hari.”
Ini menandakan adanya kolusi dan perencanaan matang untuk menyembunyikan aktivitas ilegal di dalam institusi pendidikan.
Baca juga: Kegunaan Deodorant, dari Bikin Lemari Pakaian Harum Sampai Menghapus Cat Kuku
Tantangan dalam Penyelidikan
Mesin cetak yang berat dan besar ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak kepolisian dalam melakukan penyelidikan.