FinansialWawasan

Won: Mengungkap Sejarah dan Nilai Mata Uang Korea yang Kuat dan Stabil

164
×

Won: Mengungkap Sejarah dan Nilai Mata Uang Korea yang Kuat dan Stabil

Share this article

Aptoodet.com – Mata uang Korea adalah Won (KRW) yang digunakan di Republik Korea (Korea Selatan). Won adalah mata uang yang kuat dan stabil di kawasan Asia Timur, dan memiliki nilai yang tinggi terhadap mata uang lainnya, seperti dolar Amerika Serikat dan euro.

Sejarah Won dimulai pada tahun 1902, ketika Korea masih merupakan negara yang dipimpin oleh Dinasti Joseon. Pada saat itu, Won pertama kali diperkenalkan sebagai mata uang resmi Korea. Namun, pada tahun 1910, Jepang menginvasi Korea dan mengubah Won menjadi mata uang milik mereka.

Setelah kemerdekaan Korea pada tahun 1945, Won kembali menjadi mata uang resmi Korea. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Korea mengalami periode ekonomi yang sulit, namun pada tahun 1970-an, ekonomi Korea mulai tumbuh pesat dan Won menjadi semakin kuat.

Pada awalnya, Won terdiri dari koin dan uang kertas dengan nilai yang berbeda, seperti 1, 5, 10, dan 50 Won untuk koin, dan 100, 500, dan 1000 Won untuk uang kertas. Namun, sejak tahun 2008, Korea mulai menggunakan uang kertas dengan nilai yang lebih besar, seperti 5000 dan 10.000 Won.

Won memiliki nilai tukar yang fluktuatif terhadap mata uang lainnya, terutama terhadap dolar Amerika Serikat. Namun, Won dianggap sebagai mata uang yang kuat dan stabil di kawasan Asia Timur, dan digunakan dalam berbagai transaksi ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di Korea.

Bank Sentral Korea, Bank of Korea, bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengawasan terhadap Won. Bank of Korea juga berperan dalam menentukan suku bunga dan kebijakan moneter yang berhubungan dengan Won.

Di samping itu, Won juga memiliki nilai historis dan budaya yang penting bagi masyarakat Korea. Won sering digunakan dalam acara-acara budaya dan upacara pernikahan. Won juga memiliki gambar-gambar yang berhubungan dengan kebudayaan Korea, seperti gambar raja-raja Korea dan lukisan-lukisan tradisional.

Leave a Reply