Aptoodet.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa penerapan sistem sekolah seharian, atau delapan jam sehari, dirancang untuk mempermudah guru dalam memenuhi kewajiban jam mengajar mereka.
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranata, menyatakan hal ini dalam sebuah konferensi di Jakarta.
“Dengan sekolah lima hari tersebut, guru tidak perlu mencari tambahan mengajar ke sekolah lain untuk memenuhi kewajiban jam mengajar,” ujarnya pada 19 Juni 2017.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2017, jam mengajar guru ditetapkan menjadi 40 jam kerja dalam seminggu.
Aturan ini akan berlaku mulai tahun ajaran baru. Dalam upaya memenuhi jumlah jam kerja tersebut, guru diharapkan tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga melaksanakan berbagai tugas lainnya, termasuk merencanakan pembelajaran, melakukan tatap muka, menilai, serta membimbing siswa.
Tugas-tugas ini dikenal sebagai 5M, yang mencakup kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, dikutip dari infopublik.id.
Baca juga: Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Dorong Pemanfaatan Hukum Adat Jaga Hutan
Kebijakan Kemendikbud untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran
Sumarna menekankan bahwa jika kondisi jam kerja tidak terpenuhi, guru tidak perlu mencari pekerjaan tambahan di tempat lain.
“Guru hendaknya konsentrasi mengajar di satu tempat. Kekurangan jam kerja dapat dipenuhi dengan mengajar pendidikan karakter atau kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,” jelasnya.
Ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi guru untuk lebih fokus dalam pengajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
