Berita

Mengupas Jiwa yang Tersembunyi Melalui Monolog: Karnaval Sastra (KANVAS) 2024 di Universitas Negeri Malang

55
×

Mengupas Jiwa yang Tersembunyi Melalui Monolog: Karnaval Sastra (KANVAS) 2024 di Universitas Negeri Malang

Share this article
Karnaval Sastra (KANVAS) 2024 Monolog di Universitas Negeri Malang (@Martha Reva Ragilita Putri)
Karnaval Sastra (KANVAS) 2024 Monolog di Universitas Negeri Malang (@Martha Reva Ragilita Putri)

Aptoodet.com – Karnaval Sastra (KANVAS) 2024 yang diadakan oleh BEM Fakultas Sastra di Universitas Negeri Malang baru-baru ini menarik perhatian banyak kalangan.

Acara yang berlangsung di Laboratorium Drama Gedung D14 ini merupakan sebuah perlombaan monolog yang mengangkat tema mendalam tentang jiwa manusia.

Mengupas Jiwa yang Tersembunyi Melalui Monolog menjadi salah satu fokus pembahasan di acara ini, memberikan wawasan baru mengenai seni peran dan ekspresi individu, dilansir dari @Martha Reva Ragilita Putri.

Baca juga: Menyelami Pilkada 2024 di Malang Raya: Sebuah Kontestasi yang Unik

Apa itu Monolog?

Monolog berasal dari kata “mono” yang berarti satu dan “log” yang berarti ilmu. Secara harfiah, monolog adalah seni peran yang melibatkan satu aktor untuk menampilkan sebuah adegan.

Dalam konteks drama, monolog berfungsi sebagai medium untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan karakter secara mendalam.

Kegiatan ini tidak hanya menuntut kemampuan akting, tetapi juga pemahaman yang mendalam terhadap naskah yang dibawakan.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian di KANVAS 2024 adalah monolog berjudul “Pemberontakan” karya Agus Nur, yang dibawakan oleh ArdisaKanani Aryadi, siswi SMA Negeri 3 Jombang.

Karya ini mengajak audiens untuk merenungkan makna pemberontakan, apakah itu merupakan pilihan, takdir, atau pengorbanan untuk perubahan.

Baca juga: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka Sebut, Teknologi Nvidia Amerika Serikat Bakal Buka Sekolah Ai di Solo

Analisis Penampilan ArdisaKanani Aryadi

ArdisaKanani berhasil memanfaatkan kostum dan properti untuk memperkuat penampilannya.

Seragam sekolah yang dikenakan menggambarkan identitasnya sebagai pelajar, sementara tas berisi buku menandakan ketertarikan dan kecintaannya pada membaca.

Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penampilannya.

Meskipun tema “Pemberontakan” disampaikan dengan baik, Ardisa tampak belum sepenuhnya menguasai aspek olah tubuh dan vokal yang krusial dalam monolog.

Leave a Reply